Senin, 29 Agustus 2011

Lelaki canggung...

lelaki canggung...
aku menamaimu
sebab tak tampak senyum
di wajahmu ketika berpapasan

Lelaki canggung ...
dalam bayangan mata
kadang hadir 
dengan balutan jas putihmu
wajah yang tanpa ekspresi
bicara seperlunya...
kau tahu...
lelaki canggung...
ku menunggu setiap hadirmu
walau aku hanya memandangmu
dari tempatku
lelaki canggung...
yang tak kutahu namamu
berharap ada senyum untukku

Aan
balikpapan

Untukmu

Hari ini kubuat  segaris
Senyum utuh untukmu
hari ini kubawa pelangi
indah untukmu...
Aku ingin kau tahu...
betapa banyak cinta di hati ini
untukmu...
Do'a ku tak pernah putus 
untukmu...
Bahagiamu menjadi bahagiaku
sedihmu menjadi kaldera 
air mataku
kau bagian dari hati dan hidupku..
sebab kau separuh nafasku..

Aan
Balikpapan
 

Menunggu

Aku masih menunggu waktu...
Dipersimpangan hariku
Memandang jauh kedapan
menyakinkan diri ...
semua akan sampai pada waktu
yang dinanti...

Aku akan menunggu
dengan sabar di sini..
di tempatku seperti biasa
selalu dengan do'a kepada
Pemilik Waktu

Aan
Balikpapan



Minggu, 28 Agustus 2011

Aku menumpahkan rasa di sini..

di ujung sajadah ini

Mengistirahatkan lelah

raga dan jiwa..

di sini di ujung sajadah ini

ku curahkan semua

yang kurasakan...

masih saroya

Tidur dibawah gemericik hujan..
yang bersahut-sahutan 
ketika jatuh mengenai tanah...
harmonisasi yang indah...
musik alami...
Memandang sekeliling
hanya basah,
rumput basah,
pohon basah dan
tenda-tenda yang basah...
Tak mampu terlelap..
karena pikirku terbang menelusuri..
keberanianku dalam sendiri..

Aan
balikapapan,15 mei 10

Saroya...

Melukis keberanian dalam hujan

Mewarnai tangguh dalam gelap malam

Membingkai nyali dalam hutan

semua menjadi bias

tak kutemukan paduan warnanya.

hatiku telah tergradasi paduan warna ragu

dan ketakutan bayangan gelap

Aan



Balikpapan, 15 mei 10

menantikan saroya

22.30 malam

Senin, 22 Agustus 2011

Meragu....


Tuhan....
Masih tersisa rasaku padanya
Dalam balutan kesal di pelataran hati yang meluka
Entah apa yang dilakukan rasa ini untuk tetap bertahan
Atau memilih menepi dan berbalik arah meninggalkan semuanya
Rambu mana yang harus di  turuti...
Hati kah ? yang mulai kabur rasa karena meragu
Akal kah ? yang mulai tak adil dalam memutuskan
Satu pinta Tuhan....
Jauhkan mendendam dari jiwa.

Aan
Balikpapan,23/8/11